Hai semuanya! Wow! Ini adalah postingan perdana gue di tahun 2016! Luar biasa! *lebay* Hahaha. Yup, gue masih sulit percaya kalau sekarang udah tahun 2016. Itu artinya, blog gue tahun ini akan memasuki umur ke-7 dan mereka yang lahir di tahun milenium alias tahun 2000 di tahun ini akan berumur 16 tahun! (terus kenapa....).
Gue bingung harus mulai dari mana postingan ini. Hahaha. Iya, karena bakalan banyak yang ingin gue ceritain. Well, nggak juga sih sebenernya. Sekedar ingin sharing tentang hal-hal apa yang udah gue dapet di tahun 2015 kemarin.
Oh, well... Let's see...
Tahun 2015 ini menurut gue adalah tahun yang paling asik, menegangkan, menyedihkan, dan berkesan sepanjang hidup gue. Oke, sebut aja gue manusia paling lebay tapi itu kenyataannya. Hahaha.
Di tahun 2015 ini gue resmi melepas status gue dari yang tadinya sebagai seorang siswi menjadi seorang mahasiswi. Di tahun yang sama gue mulai ngerasain hal yang lebih menyakitkan ketimbang diputusin pacar (kayak udah pernah pacaran aja. Haha!). Dan di tahun yang sama juga gue mulai berusaha untuk menggantungkan diri gue sepenuhnya sama Tuhan.
Gue jadi inget waktu gue tahun baruan di rumah nenek gue setahun yang lalu. Waktu itu gue masih sama gak percayanya seperti tahun ini. Gue berkali-kali ngeliat kalender di hape, berusaha meyakinkan diri gue sendiri kalau waktu itu udah tahun 2015. Deretan angka bertuliskan '2015' di layar hape gue terasa masih sangat asing. Iya lah, baru juga tahun baru. Haha. Tapi bukan itu yang mau gue bahas.
Waktu itu gue sempat sedih sendiri karena gue ngerasa tahun 2014 adalah tahun terbaik gue, dan gue ragu apakah gue bisa melewati tahun 2015 sebaik dan seindah tahun 2014. Haha, oke mulai kemana-mana kan jadinya.
Tahun lalu gue tahun baruan di rumah nenek gue dan di sana gue bersama keluarga besar dari nyokap ibadah kecil dan ditutup dengan doa syafaat yang isinya harapan-harapan yang ingin kita capai di tahun 2015. Gue inget banget waktu itu tante gue (kakaknya nyokap gue) mendoakan gue dan sepupu gue (yang juga anak sulungnya sendiri) supaya di tahun 2015 ini kita bisa punya semangat yang besar dalam memperebutkan bangku di PTN.
Hasilnya? Well, gue sangat bersyukur kalau kami pada akhirnya berhasil masuk PTN, meski gue pada akhirnya masuk PTN lewat jalur mandiri dan bukan lewat jalur undangan (SNMPTN), jalur yang waktu itu menjadi satu-satunya jalur yang sangat gue harapkan.
Gue inget banget gimana rasa sakit hatinya begitu tau gue gak lolos SNMPTN. Hahahaha. Iya, kayak yang udah sempat gue share di postingan sebelum-sebelumnya. Dateng ke resepsi nikahan tante gue, rasanya berat banget banget bangeettt *lebay* karena rasanya malu banget; di satu sisi gue ngerasa super gagal dalam mencapai mimpi gue untuk bisa lolos SNMPTN, di satu sisi gue juga ngerasa super payah karena dulu sebelum gue nerima hasil SNMPTN, setiap kali orang nanya ke gue "Kezia mau kuliah di mana?" gue dengan cukup yakin menjawab "SNMPTN-nya sih aku milih di Univ A & Univ B ambil jurusan A & jurusan B sih tante/om. Hehe.." which is pada akhirnya kenyataannya gue gak lolos SNMPTN sama sekali. Hahaha.
Tapi sih, kalau kata Tulus di lagu Gajah, "yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik". Hahaha, iya. Gue bersyukur gue gak lolos SNMPTN kemarin. Karena lewat situ, gue bisa ngerasain gimana sakitnya ditolak sama orang yang kita perjuangin universitas impian.
Maksud gue, bersyukur karena lewat situ gue bisa ngerasain gimana susah payahnya untuk bisa berjuang dapetin universitas (dalam hal ini tentu adalah PTN) yang kita inginkan. Lewat ketidaklolosan gue di SNMPTN ini gue juga diingetin lagi kalau Tuhan itu baik banget, dan gue kembali disadarkan kalau Tuhan gak pernah ninggalin gue.
Rasanya, begitu gue buka pengumuman SNMPTN, Tuhan kayak nampar gue dan bilang, "Kamu kurang percaya padaKu. Kamu gak sepenuhnya nyerahin padaKu apa yang jadi keinginanmu untuk bisa keterima di universitas-universitas ini lewat SNMPTN. Sekarang kamu masih berani mengandalkan dirimu sendiri?".
Boom.
Sakit, ya Bapa :')
Jujur, gue waktu itu sadar kalau gue emang egois. Kenapa? Ya itu tadi, gue kurang setia berdoa, istilahnya ngobrol-ngobrol sama Tuhan, bilang kalau gue pengen banget lolos SNMPTN. Dan gue juga sempat meragukan Tuhan.
Gue ngerasa aja gitu, secuil dari isi hati gue bilang kalau gue harus surrender all in His hands apa pun itu hasilnya nanti, dan percaya kalau Tuhan pasti bakal ngasih yang terbaik. Oh iya, maksudnya 'terbaik' di sini itu ya 'terbaik' menurut kehendakNya. Jadi nggak melulu keinginan kita tercapai baru bisa dibilang itu yang 'terbaik'. Meskipun gak tercapai pun kita bakal dikasih kelegaan hati yang terus bersyukur sama hasilnya karena Tuhan selalu ngasih yang terbaik ketika kita berserah sepenuhnya sama Dia.
Duh, jadi kesaksian begini kan. Hahaha.
Di tahun 2015 juga gue resmi jadi bagian dari salah satu PTN di Indonesia, yaitu Universitas A *nama disamarkan*, universitas yang juga sempat gue pilih dalam SNMPTN kemarin tapi gak lolos. :')
Mungkin kalau gue lolos SNMPTN, gue gak punya apa-apa yang bisa gue share di blog ini. Well, ada sih. Tapi pasti isinya beda (jelas lah~). Pasti isinya yang hepi-hepi, macam euforia karena gue berhasil jadi satu diantara sekian murid yang berkesempatan untuk lolos SNMPTN.
Blog gue pastinya gak bakal diisi sama postingan dengan alur sedih-terpuruk-semangat-bahagia nantinya, karena gue gak bakal bisa ngerasain tangisan, keringat, dan lelahnya pikiran karena harus belajar ekstra dan ngerasain deg-degan dan mulesnya ikut SBMPTN dan Ujian Mandiri Univ A, dan yang pasti kelegaan yang bukan main begitu tau kalau gue lolos keduanya.
Kalau gue lolos SNMPTN, tentunya gue akan jadi pribadi yang belum bisa menyerahkan segala sesuatu, termasuk studi dan masa depan gue ke dalam tangan Tuhan. Mungkin gue akan jadi pribadi yang sombongnya bukan main karena ngerasa pinter banget bisa keterima lewat hasil SNMPTN *ok lebay*. Mungkin sampai sekarang gue gak akan pernah bisa sadar kalau penyertaan Tuhan itu luar biasa banget dalam hidup gue. Bahwa Dia pasti selalu ngasih yang terbaik dan Dia dengar setiap doa dan permohonan kita, bahkan yang terkecil sekalipun.
Tahun 2015 gue juga mulai ngerasain gimana rasanya belajar untuk hidup mandiri.
OKAY.
Mungkin gak sepenuhnya 'mandiri' karena gue nggak nge-kost, tapi tinggal di apartemen bersama salah satu tante gue. But hey, rasanya gak jauh berbeda kan? :')
Dan rasanya baru kali ini gue merindukan masakan rumah a.k.a. masakan ibunda gue tercintah (love you mum~!🌟❤)
I mean, gue toh selama 6 hari (dari hari Senin - Sabtu. Yup, gue kuliah dari hari Senin - Sabtu._.) dalam seminggu tinggal tanpa kedua orangtua gue.....
Meskipun masih di bawah pengawasan tante gue, yang itu artinya doi juga bertindak sebagai 'orangtua' gue di tempat gue tinggal.
Yah, intinya gue gak tinggal sama orangtua gue selama menjalankan perkuliahan meskipun gak sepenuhnya. Iya, gue setiap akhir pekan (biasanya hari Sabtu) akan pulang kembali ke rumah dengan........ Yah, dijemput sih.. Hehe 😄
Oh iya, di tahun ini juga gue mulai menjadi anggota anker.
Wait.
'Anker'...? Apa itu?-.-
Yup. Singkatan buat mereka para pengguna setia kereta; Anak Kereta.
HAHA.
Dunno, tapi gue pernah baca di socmed, singkatannya begitu sih. Hahaha.
Iya, untuk pertama kalinya dalam hidup gue, gue pulang-pergi menuntut ilmu dengan menggunakan salah satu sarana transportasi umum yakni kereta. Istilah lainnya sih, CL a.k.a. Commuter Line.
Tsaaahh~ Gaya kan~
Ha. Ha.
Oke, kembali lagi ke topik.
Gue juga baru kali ini ngerasain pulang dari kampus nebeng temen yang bisa bawa kendaraan pribadi. Temen gue ini bawah mobil. Jadi kadang (kalau temen gue lagi masuk tentunya, karena kadang doi gak masuk karena sakit/izin/kesiangan. Loool) setiap habis selesai kelas, gue dan temen gue yang lain ini pulang bareng sama yang bawa mobil dan gue akan turun sampai di jalanan yang dekat apartemen tante gue, tempat biasanya gue turun sehabis naik CL dan jalan kaki menuju apartemen.
Seneng aja gitu, serasa di ftv-ftv yang pulang ke rumah nebeng temen yang bawa kendaraan. Hahaha. Duh, maafkan gue yang norak..
Wait, bukannya gue tipe matre yang menilai orang dari seberapa besar harta yang mereka punya ya, gue cuma ingin berbagi pengalaman serunya nebeng sama temen. Pertama, selain gue bisa menghemat ongkos pulang (ongkos CL gue dari apartemen-kampus sebesar Rp2.000,- which means dalam sehari kalau gue pulang-pergi naik CL, ongkos gue menjadi Rp4.000,-), gue juga jadi bisa mengakrabkan diri dengan temen gue ini. Ya seru aja, jadi ada temen pulangnya gitu. Hahaha.
Di tahun yang sama juga gue kembali beradaptasi, berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi dan lingkungan sekitar. Sama seperti di postingan sebelumnya dengan judul 'Next Chapter', setelah 3 tahun sejak 2012 (tahun dimana gue mulai masuk di SMA Negri), tahun 2015 adalah tahun dimana gue takut memulai segalanya kembali. Dan yang satu ini kasusnya jelas sedikit lebih besar ketimbang pindah ke SMA Negri yang cuma orang-orangnya aja yang belum pernah gue kenal.
Gue harus membiasakan diri gue dengan tempat tinggal yang baru, keseharian yang baru, dan sistem pembelajaran yang berbeda. Nggak cuma ketemu sama orang-orang yang baru.
Hahaha, gimana kalau gue kuliah di luar kota? 😁
Bicara soal kuliah di luar kota, gue salut banget sama mereka yang berhasil survive menjalankan kehidupan di luar tempat tinggal mereka demi menuntut ilmu. Seriously 😊
Gue aja yang tinggalnya gak jauh-jauh amat sama orangtua bisa homesick
You guys are the best! 👍🌟💪 ❤
Di tahun yang sama gue juga sadar kalau kuliah itu ternyata nggak kayak di film-film yang isinya kebanyakan cuma have fun~ Hahaha :')
Tapi bagaimana pun juga, di tahun yang sama gue baru kali ini ngerasain serunya menuntut ilmu mulai dari gue berangkat ke kampus, belajar, hingga tiba di apartemen. Iya sih, waktu sekolah gue juga pernah yang namanya ngerasain serunya belajar. Apalagi di mata pelajaran yang gue senangi. Tapi rasanya beda aja, gitu hahaha.
Kuliah rasanya capek-capek-tapi-menyenangkan. Hahaha. Capek sih, harus berangkat dan pulang naik kendaraan umum, jalan kaki, dikejar deadline, ongkos pas-pasan (apalagi buat yang merantau, harus rajin ke ATM untuk uang cash, tapi juga harus bisa nabung :P), jadwal kelas antar matkul nanggung, tapi seru karena lewat hal-hal itu belajar jadi gak terasa membosankan ^^.
Entahlah, mungkin memang karena gue masih semester 1, but I hope the feeling will last till I graduate in about 2 years from now! :') *amen*
Rasanya gue benar-benar belajar nggak hanya lewat materi akademik tapi juga lewat keseharian gue; belajar pulang-pergi sendiri naik kendaraan umum (yang belum pernah gue lakukan selama di bangku sekolah. Oke, gue pernah sih pulang sekolah sendiri naik angkot tapi itu jarang banget, cuma beberapa kali aja dalam 3 tahun hahaha), belajar mengelola uang jajan (sekarang gue sedang berusaha untuk membiasakan diri menyisihkan uang jajan gue Rp50.000,- setiap minggunya untuk ditabung :P), belajar untuk lebih well-prepared (selalu bawa payung karena gue gak mau kehujanan dan terpaksa harus menunggu hujan reda jam 10 malam di stasiun lagi._. atau lupa belum beli keperluan kampus seperti alat tulis atau fotocopy dsb). Intinya belajar untuk menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar.
Oh iya, karena gue selama sekolah jarang banget yang namanya jalan kaki, dan baru kali ini gue benar-benar jalan kaki, berat badan gue jadi turun beberapa kilo. Muahahaha~!
Yah, gak seberapa sih. Cuma sempat turun 5-8 kilogram, tapi karena liburan, berat gue kembali naik 3 kilo-.- Naiizz...
Bayangin aja, gue yang dulunya biasa diantar-jemput naik motor dan jalan kaki cuma dari gerbang sekolah menuju ruang kelas (kadang turun ke kantin, kamar mandi, atau ke ruang BK/guru sih), sekarang jadi jalan kaki mulai dari keluar apartemen menuju stasiun, berdesakan bersama mahasiswa lainnya naik bus kampus (bersyukur sekali kalau bisa dapat tempat duduk ^^"), turun di halte fakultas dan jalan kaki menuju ruang kelas (kadang kalau liftnya penuh banget, naik tangga pun jadi >:D).
Gak heran sih, baju-baju gue jadi terasa longgar :')
Yang paling gue rasakan bedanya adalah celana-celana gue. Gue sekarang sampai harus pakai ikat pinggang ke mana-mana, padahal dulu pakai celana aja harus tahan nafas dulu. Hahaha.
Oh iya, ngomongin soal baju, gue jadi inget dulu waktu masih sekolah gue kepengen banget cepat-cepat kuliah karena rasanya keren aja gitu, bisa pakai baju bebas.
Sekarang boro-boro ngerasa keren, ada baju yang bisa bikin nyaman tanpa terlihat kurang sopan dan gak ngebosenin aja udah syukur :')
Rasanya gue butuh baju baru *loh hahahaha.
Intinya, banyak hal yang sangat gue syukuri sempat gue rasakan di tahun 2015. Di tahun ini gue menjadi bagian dari alumni Rohkris sekolah gue *Hahaha uff maaf norak lagi*. Gue juga sempat menyesal kenapa baru kali ini gue baru bisa 'melihat' dan sadar hangatnya pelayanan dan persekutuan di Rohkris & Rohkat sekolah. Dari dulu juga gue sudah merasakan hal itu sih, cuma gak tau kenapa baru kali ini menyesalnya timbul. Hahaha.
Gue jadi bisa ngerasain apa yang kata kakak-kakak alumni gue dulu yang bilang, "nikmatin sepuasnya persekutuan di Rohkris & Rohkat selama kalian masih punya kesempatan itu. Karena di kuliah nanti bakalan beda. Persekutuan yang ada rasanya beda."
Gak ada yang bisa gantiin Rohkris & Rohkat SMAN 90 Jakarta :') 🌟🌟🌟
Gue sangat mensyukuri tahun 2015 karena tahun itu adalah tahun yang sangat luar biasa. I got to know someone better this year also, and that's one of million wonderful things to ever happened throughout the year. Arigatou nee:)
Anyway, mungkin segini aja postingan kali ini hahaha :P
Sebagai penutup, gue mau share satu ayat Alkitab yang sempat gue pegang ditengah ketakutan gue menghadapi SBMPTN & Ujian Mandiri Univ A. Gue rasa ayat ini cocok buat kalian yang sekarang lagi di bangku kelas 12 :)
Have great & wonderful moments this year, people! God loves you ❤
Mungkin kalau gue lolos SNMPTN, gue gak punya apa-apa yang bisa gue share di blog ini. Well, ada sih. Tapi pasti isinya beda (jelas lah~). Pasti isinya yang hepi-hepi, macam euforia karena gue berhasil jadi satu diantara sekian murid yang berkesempatan untuk lolos SNMPTN.
Blog gue pastinya gak bakal diisi sama postingan dengan alur sedih-terpuruk-semangat-bahagia nantinya, karena gue gak bakal bisa ngerasain tangisan, keringat, dan lelahnya pikiran karena harus belajar ekstra dan ngerasain deg-degan dan mulesnya ikut SBMPTN dan Ujian Mandiri Univ A, dan yang pasti kelegaan yang bukan main begitu tau kalau gue lolos keduanya.
Kalau gue lolos SNMPTN, tentunya gue akan jadi pribadi yang belum bisa menyerahkan segala sesuatu, termasuk studi dan masa depan gue ke dalam tangan Tuhan. Mungkin gue akan jadi pribadi yang sombongnya bukan main karena ngerasa pinter banget bisa keterima lewat hasil SNMPTN *ok lebay*. Mungkin sampai sekarang gue gak akan pernah bisa sadar kalau penyertaan Tuhan itu luar biasa banget dalam hidup gue. Bahwa Dia pasti selalu ngasih yang terbaik dan Dia dengar setiap doa dan permohonan kita, bahkan yang terkecil sekalipun.
Tahun 2015 gue juga mulai ngerasain gimana rasanya belajar untuk hidup mandiri.
OKAY.
Mungkin gak sepenuhnya 'mandiri' karena gue nggak nge-kost, tapi tinggal di apartemen bersama salah satu tante gue. But hey, rasanya gak jauh berbeda kan? :')
Dan rasanya baru kali ini gue merindukan masakan rumah a.k.a. masakan ibunda gue tercintah (love you mum~!🌟❤)
I mean, gue toh selama 6 hari (dari hari Senin - Sabtu. Yup, gue kuliah dari hari Senin - Sabtu._.) dalam seminggu tinggal tanpa kedua orangtua gue.....
Meskipun masih di bawah pengawasan tante gue, yang itu artinya doi juga bertindak sebagai 'orangtua' gue di tempat gue tinggal.
Yah, intinya gue gak tinggal sama orangtua gue selama menjalankan perkuliahan meskipun gak sepenuhnya. Iya, gue setiap akhir pekan (biasanya hari Sabtu) akan pulang kembali ke rumah dengan........ Yah, dijemput sih.. Hehe 😄
Oh iya, di tahun ini juga gue mulai menjadi anggota anker.
Wait.
'Anker'...? Apa itu?-.-
Yup. Singkatan buat mereka para pengguna setia kereta; Anak Kereta.
HAHA.
Dunno, tapi gue pernah baca di socmed, singkatannya begitu sih. Hahaha.
Iya, untuk pertama kalinya dalam hidup gue, gue pulang-pergi menuntut ilmu dengan menggunakan salah satu sarana transportasi umum yakni kereta. Istilah lainnya sih, CL a.k.a. Commuter Line.
Tsaaahh~ Gaya kan~
Ha. Ha.
Oke, kembali lagi ke topik.
Gue juga baru kali ini ngerasain pulang dari kampus nebeng temen yang bisa bawa kendaraan pribadi. Temen gue ini bawah mobil. Jadi kadang (kalau temen gue lagi masuk tentunya, karena kadang doi gak masuk karena sakit/izin/kesiangan. Loool) setiap habis selesai kelas, gue dan temen gue yang lain ini pulang bareng sama yang bawa mobil dan gue akan turun sampai di jalanan yang dekat apartemen tante gue, tempat biasanya gue turun sehabis naik CL dan jalan kaki menuju apartemen.
Seneng aja gitu, serasa di ftv-ftv yang pulang ke rumah nebeng temen yang bawa kendaraan. Hahaha. Duh, maafkan gue yang norak..
Wait, bukannya gue tipe matre yang menilai orang dari seberapa besar harta yang mereka punya ya, gue cuma ingin berbagi pengalaman serunya nebeng sama temen. Pertama, selain gue bisa menghemat ongkos pulang (ongkos CL gue dari apartemen-kampus sebesar Rp2.000,- which means dalam sehari kalau gue pulang-pergi naik CL, ongkos gue menjadi Rp4.000,-), gue juga jadi bisa mengakrabkan diri dengan temen gue ini. Ya seru aja, jadi ada temen pulangnya gitu. Hahaha.
Di tahun yang sama juga gue kembali beradaptasi, berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi dan lingkungan sekitar. Sama seperti di postingan sebelumnya dengan judul 'Next Chapter', setelah 3 tahun sejak 2012 (tahun dimana gue mulai masuk di SMA Negri), tahun 2015 adalah tahun dimana gue takut memulai segalanya kembali. Dan yang satu ini kasusnya jelas sedikit lebih besar ketimbang pindah ke SMA Negri yang cuma orang-orangnya aja yang belum pernah gue kenal.
Gue harus membiasakan diri gue dengan tempat tinggal yang baru, keseharian yang baru, dan sistem pembelajaran yang berbeda. Nggak cuma ketemu sama orang-orang yang baru.
Hahaha, gimana kalau gue kuliah di luar kota? 😁
Bicara soal kuliah di luar kota, gue salut banget sama mereka yang berhasil survive menjalankan kehidupan di luar tempat tinggal mereka demi menuntut ilmu. Seriously 😊
Gue aja yang tinggalnya gak jauh-jauh amat sama orangtua bisa homesick
You guys are the best! 👍🌟💪 ❤
Di tahun yang sama gue juga sadar kalau kuliah itu ternyata nggak kayak di film-film yang isinya kebanyakan cuma have fun~ Hahaha :')
Tapi bagaimana pun juga, di tahun yang sama gue baru kali ini ngerasain serunya menuntut ilmu mulai dari gue berangkat ke kampus, belajar, hingga tiba di apartemen. Iya sih, waktu sekolah gue juga pernah yang namanya ngerasain serunya belajar. Apalagi di mata pelajaran yang gue senangi. Tapi rasanya beda aja, gitu hahaha.
Kuliah rasanya capek-capek-tapi-menyenangkan. Hahaha. Capek sih, harus berangkat dan pulang naik kendaraan umum, jalan kaki, dikejar deadline, ongkos pas-pasan (apalagi buat yang merantau, harus rajin ke ATM untuk uang cash, tapi juga harus bisa nabung :P), jadwal kelas antar matkul nanggung, tapi seru karena lewat hal-hal itu belajar jadi gak terasa membosankan ^^.
Entahlah, mungkin memang karena gue masih semester 1, but I hope the feeling will last till I graduate in about 2 years from now! :') *amen*
Rasanya gue benar-benar belajar nggak hanya lewat materi akademik tapi juga lewat keseharian gue; belajar pulang-pergi sendiri naik kendaraan umum (yang belum pernah gue lakukan selama di bangku sekolah. Oke, gue pernah sih pulang sekolah sendiri naik angkot tapi itu jarang banget, cuma beberapa kali aja dalam 3 tahun hahaha), belajar mengelola uang jajan (sekarang gue sedang berusaha untuk membiasakan diri menyisihkan uang jajan gue Rp50.000,- setiap minggunya untuk ditabung :P), belajar untuk lebih well-prepared (selalu bawa payung karena gue gak mau kehujanan dan terpaksa harus menunggu hujan reda jam 10 malam di stasiun lagi._. atau lupa belum beli keperluan kampus seperti alat tulis atau fotocopy dsb). Intinya belajar untuk menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar.
Oh iya, karena gue selama sekolah jarang banget yang namanya jalan kaki, dan baru kali ini gue benar-benar jalan kaki, berat badan gue jadi turun beberapa kilo. Muahahaha~!
Yah, gak seberapa sih. Cuma sempat turun 5-8 kilogram, tapi karena liburan, berat gue kembali naik 3 kilo-.- Naiizz...
Bayangin aja, gue yang dulunya biasa diantar-jemput naik motor dan jalan kaki cuma dari gerbang sekolah menuju ruang kelas (kadang turun ke kantin, kamar mandi, atau ke ruang BK/guru sih), sekarang jadi jalan kaki mulai dari keluar apartemen menuju stasiun, berdesakan bersama mahasiswa lainnya naik bus kampus (bersyukur sekali kalau bisa dapat tempat duduk ^^"), turun di halte fakultas dan jalan kaki menuju ruang kelas (kadang kalau liftnya penuh banget, naik tangga pun jadi >:D).
Gak heran sih, baju-baju gue jadi terasa longgar :')
Yang paling gue rasakan bedanya adalah celana-celana gue. Gue sekarang sampai harus pakai ikat pinggang ke mana-mana, padahal dulu pakai celana aja harus tahan nafas dulu. Hahaha.
Oh iya, ngomongin soal baju, gue jadi inget dulu waktu masih sekolah gue kepengen banget cepat-cepat kuliah karena rasanya keren aja gitu, bisa pakai baju bebas.
Sekarang boro-boro ngerasa keren, ada baju yang bisa bikin nyaman tanpa terlihat kurang sopan dan gak ngebosenin aja udah syukur :')
Rasanya gue butuh baju baru *loh hahahaha.
Intinya, banyak hal yang sangat gue syukuri sempat gue rasakan di tahun 2015. Di tahun ini gue menjadi bagian dari alumni Rohkris sekolah gue *Hahaha uff maaf norak lagi*. Gue juga sempat menyesal kenapa baru kali ini gue baru bisa 'melihat' dan sadar hangatnya pelayanan dan persekutuan di Rohkris & Rohkat sekolah. Dari dulu juga gue sudah merasakan hal itu sih, cuma gak tau kenapa baru kali ini menyesalnya timbul. Hahaha.
Gue jadi bisa ngerasain apa yang kata kakak-kakak alumni gue dulu yang bilang, "nikmatin sepuasnya persekutuan di Rohkris & Rohkat selama kalian masih punya kesempatan itu. Karena di kuliah nanti bakalan beda. Persekutuan yang ada rasanya beda."
Gak ada yang bisa gantiin Rohkris & Rohkat SMAN 90 Jakarta :') 🌟🌟🌟
Gue sangat mensyukuri tahun 2015 karena tahun itu adalah tahun yang sangat luar biasa. I got to know someone better this year also, and that's one of million wonderful things to ever happened throughout the year. Arigatou nee:)
Anyway, mungkin segini aja postingan kali ini hahaha :P
Sebagai penutup, gue mau share satu ayat Alkitab yang sempat gue pegang ditengah ketakutan gue menghadapi SBMPTN & Ujian Mandiri Univ A. Gue rasa ayat ini cocok buat kalian yang sekarang lagi di bangku kelas 12 :)
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya 41 : 10)
Have great & wonderful moments this year, people! God loves you ❤
-Kezia Tania-
N.B: Postingan ini baru selesai gue tulis dikarenakan begitu banyak godaan yang mengganggu gue untuk bisa menyelesaikannya. Hahaha :P