My Beijing Bracelet!
HUAAAAA!!!!.... HAA!!!.... HIKS!!... HIKSS!!.... Gelangku!!!.... Gelangnya hancurrr!!... Oke. Jadi, berawal di hari ini, waktu aku sama Aivi lagi ganti baju di kamar mandi toilet (untuk persiapan pelajaran agama. Waktu itu, lagi mau ngambil nilai drama. Dan kelompokku, maju pertama di hari ini.). Nah, aku bawa property gelang merah yang di kasih sama tanteku tahun lalu. Lebih tepatnya lagi sih, gelang itu oleh-oleh dari Beijing.. Soalnya tanteku waktu itu lagi jalan-jalan ke Beijing.. Hehe!
Gelangnya pueeccaaahhh!!!.... "Yaah.. Aivi!..." Kataku sambil matung ngeliat serpihan-serpihan gelangku yang sekarang udah nggak bisa di pake lagi (hiks!.. >_<) "Ahh!!.. Sori-sori.. Kez.. Nggak sengaja.." Kata Aivi. "Yaaah..." Cuman itu yang bisa aku bilang. Terus, dia bungkuk sambil ngambilin serpihan-serpihan itu dan nyerahin ke aku. "Gue ganti pake uang, deh.. Berapa sih harganya?" Katanya, akhirnya. Membuyarkan lamunanku. Hah?! Bayar?!! Belinya di Beijing, bo'! Gue aja nggak tau harganya berapa!... Elo pake nanya-nanya segala!!.. Minta maaf aja nggak sepenuh hati!! Gimana, seh?!.. Waktu itu, pengen rasanya aku ngeluarin kalimat tadi di depan dia. Tapi.. Ah, jangan ah.. Ntar aku bisa cepet tua, terus merugikan aku. Auraku jadi tambah gelap, nanti. Rugiii!... (Hhahahaha!.. bukannya kasihan sama Aivinya, ini malah... -_-)
"Mm... Nggak usah, deh Vi." Akhirnya, kalimat itu yang berhasil aku keluarkan dari mulutku. Aivi tampak bengong sekaligus 'ceria'. "Weiitzzz.. Tapii.. Ada syaratnya.." Kataku, sambil berjalan keluar dari kamar mandi (cewek, ofcourse!.. Emang gue cowok?!..) "Apa? Apa syaratnya??.." Tanya Aivi penasaran sambil loncat-loncat kayak anak kecil. "Well,.. Lo harus beliin yang baru, yang sama persis juga kayak yang ini, di Beijing.." Kataku, dengan nada yang menantang. Padahal sih.. Di lebih-lebihkan!
"Yaaah!.. Gue nggak punya uang buat pergi ke sana, Kez!.." Kata si Aivi, berhenti meloncat-loncat.. "Ya udah, kalo gitu nggah usah." Kataku, dengan nada dingin. Jujur aja, sih nih... Aku emang 'jago' banget yang namanya ngomong pake nada 'dingin'. Hahahah!!>. Padahal, waktu itu perasaanku lagi biasa-biasa aja. Happy, malah. Pokoknya, ada perasaan dimana jiwa 'keisengan dan jiwa 'kepuasan'-ku lagi memuncak! Makanya, waktu itu aku lagi mengumpat diri sama Aivi. Pura-pura sedih padahal sedikit marah dan iseng!
Aivi rasanya begitu bersalah banget. Tapi aku biasa aja. Hahah!!.. Jahat, ya. Nggak, ding! Nggak sebegitu cueknya, kok. Tapi dari pengalaman yang sungguh-benar-benar-amat-sangat-super-duper-wuper-extra-extrim-100% pahit ini, aku bisa belajar biar jadi orang yang harus lebih hati-hati lagi dalam memelihara barang. Lebih tepatnya sih... Ehm... Memegang barang milik orang lain... Hahahahh!!!... Dan juga, belajar jadi orang yang punya tanggung jawab, sekaligus mudah memaafkan kesalahan orang lain!...
0 comments