Yattaaa! Akhirnya tiba juga saatnya untuk gue berhenti menulis sekuel postingan blog ini! :'D
Ah sudahlah. Gue kan juga bukan penulis ini :')
Tapi gak tau kenapa, seneng aja gitu. Capek juga ternyata rasanya nulis postingan panjang-panjang meskipun itu pengalaman pribadi, dan cukup seru nulisnya :')
Ah oke, cukup dengan semua basa-basinya~
Empat hari setelah pengumuman SBM, gue dikejutkan dengan chat dari temen gue di grup Jojoba yang udah keterima jadi camaba (calon mahasiswa baru) univ A lewat SNM, kalau pengumuman UM univ A dimajukan menjadi hari itu.
Tepat pada hari Senin, 13 Juli 2015, keluarlah pengumuman UM univ A yang seharusnya masih sekitar 2 minggu lagi. Kayak di sinetron gitu, HP yang gue pegang langsung lepas dari tangan gue. Hahahah oke, yah nggak gitu juga sih.
Satu yang pasti, pokoknya waktu itu jantung gue gak berhenti berdetak kencang, dan tangan gue kembali dibanjiri keringat dingin. Waktu yang ditetapkan sama univ A juga sama dengan waktu dibukanya pengumuman SBM. Jam 5 sore.
Entah kenapa mendadak jam 5 sore menjadi suatu hal yang sangat sakral dan menakutkan buat gue sejak pengumuman SNMPTN. Hahaha~
Gue sebenernya udah hampir pasrah aja sama hasilnya, tapi berhubung gue manusia dan setiap manusia pasti punya sifat gak puasnya, gue masih sangat mengharapkan untuk bisa lolos di UM univ A ini.
Karena jujur, pilihan ketiga gue di SBMPTN kemarin adalah pilihan yang cadangan. Pilihan yang sudah sungguh teramat sangat suuppeerrr cadangan sekali (oke, ini bukan Bahasa Indonesia yang efektif). Bukan berarti gue gak menilai universitas ini sebagai universitas yang jelek atau apa lah ya, tapi yah berhubung gue belum pernah lihat gedungnya, dan gue bahkan baru tau kalau ada universitas ini (ortu gue udah tau dari dulu sih, tapi kan waktu itu univ ini masih swasta), jadilah gue membuat univ ini menjadi semacam 'back up' buat gue.
Jam pun akhirnya menunjukkan pukul 5 sore.
Jeng jeng jeng jeennggg.
Keringat dingin gue semakin menjadi, dan saking takutnya, gue nulis di jurnal harian gue kalau gue sangat takut. Tulisannya gue usahakan supaya gak kayak ceker ayam hahaha!
Akhirnya, begitu gue dan bokap membuka website univ A....
Gue lolos seleksi. Gue rasanya pengen nangis. Hahaha.
Tapi entah kenapa, ada sedikit rasa kekecewaan karena gue gak keterima di pilihan pertama lagi. Gue keterima di pilihan ke-4, dan program studinya buka S1 melainkan D3.
Sekilas, gue lihat ada sebersit kekecewaan di mata bokap gue (hahaha, bahasanya -_-).
Sekarang, gue punya 2 pilihan yang sampai detik ini belum gue putuskan. Apakah sebaiknya memilih S1 di universitas yag baru dijadikan PTN atau memilih D3 di univ A yang udah top se-Indonesia. Hahaha oke, banyak kok univ yang top se-Indonesia.
By the way, pengen ngasih tau aja kalau gue keterima di PTN yang baru itu di jurusan Komunikasi (S1). Sedangkan gue keterima di univ A jurusan Administrasi Perkantoran dan Sekretari (D3).
Hahaha mungkin sekarang ketahuan sudah gue keterima di PTN mana aja. Hahaha! :')
Ah, iya. Gue keterima di universitas *piiip* dan universitas *piiip*
Eh? Gak kedengeran?
Ah, sinyalnya lagi jelek kali? ._.
Hahaha, yah intinya begitu.
Banyak dari temen dan kenalan nyokap gue yang bilang kalau gue lebih baik milih yang di univ A, dan gak sedikit juga yang bilang gue lebih baik di univ yang satunya lagi.
Jadi waktu itu ada temen nyokap gue yang juga dosen di salah satu PTS (swasta) yang katanya hampir mau diangkat jadi dosen di univ yang gue keterima lewat SBM (mulai sekarang panggil univ ini univ C). Tapi, berhubung proses pengangkatannya lama, akhirnya temen nyokap gue ini memutuskan untuk menerima pengangkatan jadi dosen di PTS yang sekarang ia tempati.
Temen nyokap gue ini bilang kalau univ C ini mutunya udah jauh lebih baik dibanding sebelumnya karena sekarang udah diangkat jadi PTN. Karena suatu PTS yang diangkat jadi PTN itu proses penilaiannya nggak mudah dan kalau udah diangkat jadi PTN, itu artinya udah bagus banget.
Oke, gue percaya dan setuju sih sama pendapat tante ini. Tapi masalahnya, gue belum pernah lihat gedungnya ._.
Hei, gedung kampus kan juga salah satu faktor timbulnya semangat belajar kan? ;)
Finally, I did some researches about both of these universities.
Di univ A sendiri gue udah pernah masuk ke areal kampusnya. Yah, meskipun katanya gedung program D3 itu terpisah sama gedung S1 yang udah lama berdiri. Berarti gedung D3 ini masih baru kondisinya dan masih modern gitu~
Kak Oche, PKK gue, juga baru aja tahun ini lulus di univ A dengan jurusan yang sama dengan yang gue pilih. Dan gue berniat untuk menanyakan lebih jauh lagi tentang dunia perkuliahan yang sempat ia jalani 3 tahun ini.
Keluarga besar nyokap gue sangat mendukung gue untuk memilih univ A, dan hanya beberapa orang yang menyarankan gue untuk memilih univ C.
Masalahnya, jurusan yang gue pilih keduanya sangat bertolak belakang (banyak yang bilang keduanya bagaikan utara dan selatan) ._.
Tapi emang sih, gue suka sama keduanya karena keduanya sama-sama butuh keterampilan menulis dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (meskipun b.Indo gue belum sepenuhnya sempurna..), dan sama-sama belajar bagaimana berkomunikasi dengan sesama sesuai etikanya masing-masing.
Gue menyenangi kegiatan yang membutuhkan kerapihan dan jadwal yang tercatat dan terorganisir dengan baik, dan gue juga suka dengan pekerjaan yang membutuhkan kreativitas dan menyangkut kegiatan yang lagi 'happening' di sekitar masyarakat, bagaimana menyampaikan apa yang sedang terjadi ke tengah massa.
Gue suka kesekretariatan dan dunia jurnalistik hingga advertising.
Jadi, apa yang harus gue pilih?
Belakangan gue sempat 'terilhami' (asik kan bahasanya :P) sama dunia publikasi dan media massa yang marak menyampaikan berita-berita yang... Well, beberapa penting, dan ada pula yang 'kurang' berbobot.
Bukan hal itu yang mau gue pertimbangin. Tapi bagaimana sampai saat ini masih banyak tangan-tangan di balik setiap berita yang tersebar yang masih memihak pada salah satu pihak.
Aduh, gimana ya bilangnya?
Yah, intinya dunia media massa sekarang ini masih sering dibuat-buat, dan penyampaiannya pun juga gak netral dimana sifat netral itu setau gue merupakan salah satu etika dalam dunia jurnalistik. Hahaha, sok tau gitu kan gue :')
Dan gue jadi 'tergerak' untuk ikut 'terjun' ke dunia media massa dan berusaha ikut memperbaikinya. Hahaha, sok banget sih gue :')
Tapi itulah salah satu alasan kenapa gue milih jurusan Komunikasi.
Karena gue greget.
Gue sempat kepikiran kalau gue pilih yang D3 di univ A, maka gue akan lulus di umur gue yang ke-21. Kalau langsung ambil S1 ekstensi, bilanglah butuh 1,5-2,5 tahun. Maka umur gue ketika jadi sarjana stratta 1 adalah 23 tahun.
Sedangkan kalau gue jadi pilih yang S1 di univ C, maka gue akan dapet gelar sarjana di usia yang ke-22.
Beda setahun.
But still, setahun itu waktu yang sangat berharga. Tapi gimana kalau selama setahun itu gue juga belum mendapatkan pekerjaan? Sedangkan di univ A mereka udah punya link alias kerjasama dengan beberapa perusahaan untuk tempat kita magang.
Emang sih, semuanya itu tergantung dari diri kita sendiri.
Nama universitas gak dijadikan sebagai pedoman dalam mencari karyawan. Gue setuju kok sama hal ini. Gue juga gak memaksakan diri gue sendiri untuk masuk univ A hanya karena univ ini udah punya 'nama'. Semua univ sama kok, tinggal mahasiswa dan lulusannya seperti apa.
Bahkan sekarang banyak yang bilang, "gak peduli lo sarjana apa, lulusan apa dan dari univ mana, asal lo bisa mengerjakan suatu pekerjaan dengan performa yang baik, it's done!"
Toh, ujung-ujungnya kerja itu supaya kita bisa tetap bertahan hidup. Cuma yah, bukan perjuangan namanya kalau kerja cuma sekedar untuk hidup (asik kan, sok menggurui sekali gue ini :P).
Gue juga sempat mencari informasi mengenai persekutuan mahasiswa Kristen yang ada di kedua univ. Dan hasil yang gue dapat ternyata idem. Sama-sama bagus.
Ah, kenapa mau kuliah segitu bimbangnya ya? :')
Iya, gue paham kok masih banyak anak yang belum dapat kesempatan untuk bisa kuliah, masih banyak yang sampai sekarang lagi berjuang untuk ikut ujian masuk perguruan tinggi, that I should be grateful for what I've got, tapi yang namanya pergumulan hidup tetaplah pergumulan hidup.
Gue percaya kok Tuhan gak akan kasih setiap dari kita pergumulan dan tantangan hidup yang melebihi kekuatan kita sendiri :')
Ah tuh kan malah jadi nyasar ke sini.
Hahahaha~
Yasudah deh, segini aja dulu. Semoga dalam waktu yang singkat ini, gue semakin peka akan apa maunya Tuhan, di univ mana yang terbaik buat gue, univ A atau univ C.
Terima kasih sudah membaca postingan 'ber-sekuel' ini! God bless~ >_^
-Kezia Tania
Ah sudahlah. Gue kan juga bukan penulis ini :')
Tapi gak tau kenapa, seneng aja gitu. Capek juga ternyata rasanya nulis postingan panjang-panjang meskipun itu pengalaman pribadi, dan cukup seru nulisnya :')
Ah oke, cukup dengan semua basa-basinya~
Empat hari setelah pengumuman SBM, gue dikejutkan dengan chat dari temen gue di grup Jojoba yang udah keterima jadi camaba (calon mahasiswa baru) univ A lewat SNM, kalau pengumuman UM univ A dimajukan menjadi hari itu.
Tepat pada hari Senin, 13 Juli 2015, keluarlah pengumuman UM univ A yang seharusnya masih sekitar 2 minggu lagi. Kayak di sinetron gitu, HP yang gue pegang langsung lepas dari tangan gue. Hahahah oke, yah nggak gitu juga sih.
Satu yang pasti, pokoknya waktu itu jantung gue gak berhenti berdetak kencang, dan tangan gue kembali dibanjiri keringat dingin. Waktu yang ditetapkan sama univ A juga sama dengan waktu dibukanya pengumuman SBM. Jam 5 sore.
Entah kenapa mendadak jam 5 sore menjadi suatu hal yang sangat sakral dan menakutkan buat gue sejak pengumuman SNMPTN. Hahaha~
Gue sebenernya udah hampir pasrah aja sama hasilnya, tapi berhubung gue manusia dan setiap manusia pasti punya sifat gak puasnya, gue masih sangat mengharapkan untuk bisa lolos di UM univ A ini.
Karena jujur, pilihan ketiga gue di SBMPTN kemarin adalah pilihan yang cadangan. Pilihan yang sudah sungguh teramat sangat suuppeerrr cadangan sekali (oke, ini bukan Bahasa Indonesia yang efektif). Bukan berarti gue gak menilai universitas ini sebagai universitas yang jelek atau apa lah ya, tapi yah berhubung gue belum pernah lihat gedungnya, dan gue bahkan baru tau kalau ada universitas ini (ortu gue udah tau dari dulu sih, tapi kan waktu itu univ ini masih swasta), jadilah gue membuat univ ini menjadi semacam 'back up' buat gue.
Jam pun akhirnya menunjukkan pukul 5 sore.
Jeng jeng jeng jeennggg.
Keringat dingin gue semakin menjadi, dan saking takutnya, gue nulis di jurnal harian gue kalau gue sangat takut. Tulisannya gue usahakan supaya gak kayak ceker ayam hahaha!
Akhirnya, begitu gue dan bokap membuka website univ A....
Gue lolos seleksi. Gue rasanya pengen nangis. Hahaha.
Tapi entah kenapa, ada sedikit rasa kekecewaan karena gue gak keterima di pilihan pertama lagi. Gue keterima di pilihan ke-4, dan program studinya buka S1 melainkan D3.
Sekilas, gue lihat ada sebersit kekecewaan di mata bokap gue (hahaha, bahasanya -_-).
Sekarang, gue punya 2 pilihan yang sampai detik ini belum gue putuskan. Apakah sebaiknya memilih S1 di universitas yag baru dijadikan PTN atau memilih D3 di univ A yang udah top se-Indonesia. Hahaha oke, banyak kok univ yang top se-Indonesia.
By the way, pengen ngasih tau aja kalau gue keterima di PTN yang baru itu di jurusan Komunikasi (S1). Sedangkan gue keterima di univ A jurusan Administrasi Perkantoran dan Sekretari (D3).
Hahaha mungkin sekarang ketahuan sudah gue keterima di PTN mana aja. Hahaha! :')
Ah, iya. Gue keterima di universitas *piiip* dan universitas *piiip*
Eh? Gak kedengeran?
Ah, sinyalnya lagi jelek kali? ._.
Hahaha, yah intinya begitu.
Banyak dari temen dan kenalan nyokap gue yang bilang kalau gue lebih baik milih yang di univ A, dan gak sedikit juga yang bilang gue lebih baik di univ yang satunya lagi.
Jadi waktu itu ada temen nyokap gue yang juga dosen di salah satu PTS (swasta) yang katanya hampir mau diangkat jadi dosen di univ yang gue keterima lewat SBM (mulai sekarang panggil univ ini univ C). Tapi, berhubung proses pengangkatannya lama, akhirnya temen nyokap gue ini memutuskan untuk menerima pengangkatan jadi dosen di PTS yang sekarang ia tempati.
Temen nyokap gue ini bilang kalau univ C ini mutunya udah jauh lebih baik dibanding sebelumnya karena sekarang udah diangkat jadi PTN. Karena suatu PTS yang diangkat jadi PTN itu proses penilaiannya nggak mudah dan kalau udah diangkat jadi PTN, itu artinya udah bagus banget.
Oke, gue percaya dan setuju sih sama pendapat tante ini. Tapi masalahnya, gue belum pernah lihat gedungnya ._.
Hei, gedung kampus kan juga salah satu faktor timbulnya semangat belajar kan? ;)
Finally, I did some researches about both of these universities.
Di univ A sendiri gue udah pernah masuk ke areal kampusnya. Yah, meskipun katanya gedung program D3 itu terpisah sama gedung S1 yang udah lama berdiri. Berarti gedung D3 ini masih baru kondisinya dan masih modern gitu~
Kak Oche, PKK gue, juga baru aja tahun ini lulus di univ A dengan jurusan yang sama dengan yang gue pilih. Dan gue berniat untuk menanyakan lebih jauh lagi tentang dunia perkuliahan yang sempat ia jalani 3 tahun ini.
Keluarga besar nyokap gue sangat mendukung gue untuk memilih univ A, dan hanya beberapa orang yang menyarankan gue untuk memilih univ C.
Masalahnya, jurusan yang gue pilih keduanya sangat bertolak belakang (banyak yang bilang keduanya bagaikan utara dan selatan) ._.
Tapi emang sih, gue suka sama keduanya karena keduanya sama-sama butuh keterampilan menulis dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (meskipun b.Indo gue belum sepenuhnya sempurna..), dan sama-sama belajar bagaimana berkomunikasi dengan sesama sesuai etikanya masing-masing.
Gue menyenangi kegiatan yang membutuhkan kerapihan dan jadwal yang tercatat dan terorganisir dengan baik, dan gue juga suka dengan pekerjaan yang membutuhkan kreativitas dan menyangkut kegiatan yang lagi 'happening' di sekitar masyarakat, bagaimana menyampaikan apa yang sedang terjadi ke tengah massa.
Gue suka kesekretariatan dan dunia jurnalistik hingga advertising.
Jadi, apa yang harus gue pilih?
Belakangan gue sempat 'terilhami' (asik kan bahasanya :P) sama dunia publikasi dan media massa yang marak menyampaikan berita-berita yang... Well, beberapa penting, dan ada pula yang 'kurang' berbobot.
Bukan hal itu yang mau gue pertimbangin. Tapi bagaimana sampai saat ini masih banyak tangan-tangan di balik setiap berita yang tersebar yang masih memihak pada salah satu pihak.
Aduh, gimana ya bilangnya?
Yah, intinya dunia media massa sekarang ini masih sering dibuat-buat, dan penyampaiannya pun juga gak netral dimana sifat netral itu setau gue merupakan salah satu etika dalam dunia jurnalistik. Hahaha, sok tau gitu kan gue :')
Dan gue jadi 'tergerak' untuk ikut 'terjun' ke dunia media massa dan berusaha ikut memperbaikinya. Hahaha, sok banget sih gue :')
Tapi itulah salah satu alasan kenapa gue milih jurusan Komunikasi.
Karena gue greget.
Gue sempat kepikiran kalau gue pilih yang D3 di univ A, maka gue akan lulus di umur gue yang ke-21. Kalau langsung ambil S1 ekstensi, bilanglah butuh 1,5-2,5 tahun. Maka umur gue ketika jadi sarjana stratta 1 adalah 23 tahun.
Sedangkan kalau gue jadi pilih yang S1 di univ C, maka gue akan dapet gelar sarjana di usia yang ke-22.
Beda setahun.
But still, setahun itu waktu yang sangat berharga. Tapi gimana kalau selama setahun itu gue juga belum mendapatkan pekerjaan? Sedangkan di univ A mereka udah punya link alias kerjasama dengan beberapa perusahaan untuk tempat kita magang.
Emang sih, semuanya itu tergantung dari diri kita sendiri.
Nama universitas gak dijadikan sebagai pedoman dalam mencari karyawan. Gue setuju kok sama hal ini. Gue juga gak memaksakan diri gue sendiri untuk masuk univ A hanya karena univ ini udah punya 'nama'. Semua univ sama kok, tinggal mahasiswa dan lulusannya seperti apa.
Bahkan sekarang banyak yang bilang, "gak peduli lo sarjana apa, lulusan apa dan dari univ mana, asal lo bisa mengerjakan suatu pekerjaan dengan performa yang baik, it's done!"
Toh, ujung-ujungnya kerja itu supaya kita bisa tetap bertahan hidup. Cuma yah, bukan perjuangan namanya kalau kerja cuma sekedar untuk hidup (asik kan, sok menggurui sekali gue ini :P).
Gue juga sempat mencari informasi mengenai persekutuan mahasiswa Kristen yang ada di kedua univ. Dan hasil yang gue dapat ternyata idem. Sama-sama bagus.
Ah, kenapa mau kuliah segitu bimbangnya ya? :')
Iya, gue paham kok masih banyak anak yang belum dapat kesempatan untuk bisa kuliah, masih banyak yang sampai sekarang lagi berjuang untuk ikut ujian masuk perguruan tinggi, that I should be grateful for what I've got, tapi yang namanya pergumulan hidup tetaplah pergumulan hidup.
Gue percaya kok Tuhan gak akan kasih setiap dari kita pergumulan dan tantangan hidup yang melebihi kekuatan kita sendiri :')
Ah tuh kan malah jadi nyasar ke sini.
Hahahaha~
Yasudah deh, segini aja dulu. Semoga dalam waktu yang singkat ini, gue semakin peka akan apa maunya Tuhan, di univ mana yang terbaik buat gue, univ A atau univ C.
Terima kasih sudah membaca postingan 'ber-sekuel' ini! God bless~ >_^
-Kezia Tania