UN, SNMPTN, SBMPTN? Thank God! (part 2)
Mungkin karena gue juga lebih banyak latihan soal di kedua matpel tersebut. Yah, walaupun waktu ngerjain Matematika, gue sempet stuck di beberapa soal yang gue sama sekali gak pelajarin secara mendalam.
Alhasil gue memakai jurus tembak-menembak yang udah guru Mat gue ajarin. Hahaha.
Ketika gue pulang, ada bbm dari temen gue, nanya apakah gue bisa atau sempat ada beberapa yang stuck. Dan gue bilang seadanya kalau gue cukup bisa, meskipun sempat stuck dan 'nembak' di beberapa soal.
Kemudian temen gue ini nanya, "Bisa jawab berapa soal Kez?" dan gue bilang, "Yah.. 30 nomor sih yang gue cukup yakin :')"
Jujur, waktu itu gue gereget banget sama jawaban-jawaban Mat gue, karena gue sangat menargetkan diri gue sendiri untuk bisa dapet nilai UN Mat minimal 80 :(
And for once I thought I've failed, karena yang gue bisa jawab hanyalah 30 soal, dan itupun belum tentu benar semua :(
Sedangkan untuk Sosiologi, gue cukup yakin bisa dapat 80-an, hehehe.
Oke, singkat cerita di hari Rabu, 15 April 2015 a.k.a. di hari terakhir gue UN, gue benar-benar blank pas ngerjain matpel Ekonomi.
Hahaha, okay well not completely 'blank' actually, karena masih ada beberapa soal yang bobotnya 'masuk' ke dalam otak gue :P
Hanya saja, gue masih inget ada soal yang tentang kurs-kurs, dan gue sangat membenci soal itu karena angkanya kelewat jelek :(
Yup, jelek sekali. Apakah ini yang namanya mencerdaskan anak bangsa dengan meningkatkan kualitas UN SMA khususnya di mata pelajaran Ekonomi dengan memberikan soal yang memuat angka yang rumit seperti; 194752965382684759 ?
Hahaha oke, maaf gue kelewat lebay. Tapi yah gitu deh pokoknya yang gue rasakan. Iya sih, soal yang kayak gitu cuma satu dari total 40 soal. Tapi kan tetap saja :'(
Sekeluarnya dari ruang ujian, kita semua dikumpulkan di lapangan dan gue beserta temen-temen gue yang lain seneng banget, akhirnya UN telah berhasil kita lalui. Dan kita dikasih wejangan dari guru-guru, kalau kita jangan nyorat-nyoret baju dulu lah karena kelulusan ada di pihak sekolah sepenuhnya, dan UN nggak menentukan kita lulus atau nggak.
Gue sebenernya pas di lapangan itu kepengen nyamperin temen gue yang udah ngasih kalimat-kalimat yang sangat menguatkan via bbm, tapi gue gak lihat dia ada dimana -_- Hahaha. Yasudah lah, ntar aja di bbm, pikir gue.
Singkat cerita, gue pun pulang dan gatau kenapa, rasanya sedih aja gitu, begitu sadar kalau gue udah gak akan menghadapi lagi yang namanya Ujian Nasional.
By the way, selama UN gue (gatau sih, mungkin ini firasat gue doang atau emang beneran terjadi, hahaha) sempet merhatiin ada tatapan-tatapan gak enak, I don't know, kinda mean, yah rada sinis gitu, yang dilontarkan ke gue dari beberapa temen gue yang ikut bocoran.
Jadi waktu itu lagi istirahat, dan gue lagi duduk di luar ruang ujian, sambil baca-baca buku materi, dan ada beberapa temen kelasan gue yang makan, dan ada yang megangin HP menunggu bocoran disebar, dan ada juga yang belajar.
Tiba-tiba, salah satu diantara mereka bangun dan ngeloyor pergi entah kemana, dan bilang "Udah, ke bawah yuk" dan sejenak, semuanya ngeloyor pergi.
Tinggal gue dan 2 orang temen kelasan gue lainnya.
Akhirnya, yang satu bilang seraya melontarkan tatapan gak enak ke gue, "Duh, nyatet ah gue, maaf ya buat yang pengen jujur. Hehe." And she just left.
You see? It hurts. Hahaha :')
Oke, mungkin gue yang terlalu sensi, tapi tetep aja kan, hahaha.
Yah, intinya sih begitu memang. Jadi orang yang berusaha berbuat baik dan sesuai dengan 'aturan main kehidupan' itu ternyata sulit. Resikonya, ya mau nggak mau dapet sindiran pahit dan gak nyaman bahkan dari orang-orang yang kita kenal sekalipun.
Gue jadi ngerti gimana rasanya jadi tokoh masyarakat yang bertindak benar, tapi dicemooh bahkan sampai dapat ancaman (dan gak sedikit pula yang kena tembak dsb) dari masyarakat yang sebenernya berlaku gak benar.
Ah, apalah gue ini. Hanya seorang gadis berusia 18 tahun yang sudah melepaskan status sebagai siswi namun belum sepenuhnya mendapat status mahasiswi. But at least I know how it feels, even if it was just in a small part of my life as a student :)
Singkat cerita, tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Yang bikin super deg-degan buat seluruh siswa kelas 12 se-Indonesia: SNMPTN.
Mungkin kalau di tahun-tahun berikutnya namanya SNMPTN undangan, sedangkan jalur tulisnya namanya SNMPTN tulis, tapi sekarang namanya diganti jadi SNMPTN (undangan) dan SBMPTN (tulis).
Hari itu, tepat pada hari Sabtu, 9 Mei 2015. Gue, dan kedua orangtua gue tengah bersiap-siap untuk dateng ke resepsi pernikahan tante gue.
Dan jujur, gue sama sekali belum pernah ngerasain tangan gue sebegitu dinginnya, dan jantung gue berdetak sebegitu kencangnya. Hahaha, aduh gue bingung juga sih mau pakai bahasa kayak gimana lagi, tapi yah gitu lah intinya -__-
Waktu itu gue udah siap banget mau pergi ke resepsi nikahan tante gue, ketika tiba-tiba gue sadar kalau jam menunjukkan pukul 5 sore. Jengjengjeng.
Seketika, HP gue kebanjiran notifications dari temen-temen kelasan gue, ada yang udah buka pengumuman dan nge-capture hasilnya ke grup kelasan. Ada yang lolos, ada juga yang nggak.
Tapi yang paling bikin gue gregetan adalah hasil capture-an mereka yang lolos seleksi. Hahaha, serius deh, gue greget banget meskipun waktu itu gue sendiri masih belum mengumpulkan nyali untuk membuka hasil seleksi punya gue.
Akhirnya, gue pun memberanikan diri untuk membuka hasil pengumuman SNMPTN dengan laptop ini.
Ya, laptop yang saat ini tengah gue gunakan untuk menulis blog pribadi gue.
By the way, gue sendiri sampai deg-degan rasanya nulis postingan ini. Hahaha, iya, gue sekarang ini lagi deg-degan, padahal kejadiannya udah lewat :P
Gue pun memasukkan NISN, dan login, dan apapun itu gue lupa apa aja yang dipakai untuk bisa melihat hasilnya.
Belum sepenuhnya website itu gue scroll sampai ke bawah, tangan gue udah lemes duluan ngeliat garis merah di bagian paling bawah web tersebut.
Gue gak mau nge-scroll ke bawah lagi. Gue udah tau hasilnya apa.
And yeah, I didn't pass it.
Awalnya gue masih bengong, antara gak percaya, dan percaya kalau gue gagal. Gagal SNMPTN.
Bokap gue menyadari keberadaan gue yang mematung di depan laptop dan langsung nanya, "Kenapa? Lolos kamu?"
"Nggak, pa. Haha.."
"Nggak lolos kamu, nak?" tanya nyokap gue dari dalam kamarnya.
"Iya ma, gak lolos, itu buktinya ada tanda merahnya."
Mau gak mau, gue nge-scroll sampai ke paling bawah.
Dan gue sangat menyesal gue telah melihat kotak merah besar itu dengan tulisan yang menyatakan kalau gue gak lolos. Duh, rasanya cukup lah ya ngeliat warna merah-merah di website itu :')
Bokap gue mendadak langsung meluk gue erat-erat, kayaknya bokap gue takut gue jadi gila atau kenapa karena gue ga mengeluarkan suara apa-apa. Hahaha -___-
Tapi kemudian gue malah ketawa. Ketawa karena gue merasa lucu aja gitu sama tindakan spontaneous yag dilakukan bokap gue, yang jarang banget meluk gue seerat itu.
Selepasnya bokap gue dari pelukannya yang super erat, gue kembali matungin website itu dan gue ketawa, dan gue ngomong "Yaampun... Pantesan aja gak keterima, pilihannya aja Komunikasi sama Sastra Jepang di univ A sama univ B... Hahaha, aku sebenernya juga udah tau sih ma, pa... Hahaha"
Tapi akhirnya gue gak tahan juga, air mata gue keluar juga. Hahaha, di sela-sela ketawa gue, gue nangis. Hahaha. Jujur deh, baru kali ini gue seperti itu -_- Drama banget kali ya. Hahaha.
Mau gak mau, contact lense yang gue pakai ikutan basah karena kena air mata. Yah, itung-itung pakai solution alami lah, dari air mata :P
Nyokap gue pun bilang kalau gue gak boleh terus jadi nge-down, karena masih ada SBMPTN, ujian mandiri, bahkan universitas swasta masih banyak tersedia.
Singkat cerita, kita pun sampai di lokasi resepsi nikahan tante gue. Sesampainya di sana, gue dapet kabar dari tante gue kalau sepupu gue lolos SNMPTN, di univ yang sempat gue pilih. Cuma bedanya, dia jurusan IPA sedangkan gue jurusan IPS.
Pahit? Iya sih, tapi gue juga udah persiapan mental karena gue udah ada feeling kalau dia bakal lolos SNMPTN. Gue gak tau pasti sepupu gue ini jenius banget atau nggak, tapi kalau dilihat dari faktor keberuntungannya sih, well, he's kinda lucky. Well, no it's not like that.
Itu semua karena Tuhan sayang banget sama sepupu gue, makanya Tuhan kasih dia lolos SNMPTN :)
Tapi gatau kenapa ya, gue emang udah punya feeling gitu sih, siapa-siapa aja (termasuk temen-temen gue, dan gue sendiri) yang bakal lolos dan nggak di SNMPTN.
Gue inget waktu after party, om gue, yang juga bokap sepupu gue ini, bilang ke gue, "Nikmatin hidup, nak.."
And seriously, that was like the hardest statement I could ever accept in my whole entire life, that time. Tapi sekarang sih gue setuju kok sama omongan om gue ini. Hidup bagaimanapun harus dinikmatin. Live your life to the fullest, gitu lah istilah gaulnya yang sering dipasang di bio instagram, twitter, askfm, bahkan suka diselipin jadi quote gitu, hahaha.
Waktu itu dalam pikiran gue ketika om gue bilang begitu adalah, "well yeah of course, you do enjoy and are enjoying your life right now cause your son just passed it. Now you don't have to worry about anything, cause your son has got a place for him to study in college in the next 4 years, you don't have to worry about anything more."
Itu adalah kalimat yang muncul dalam benak gue saat itu.
Belum lagi tante gue sempat bilang, "si Kezia salah sih pilih SNMPTN-nya, harusnya kalau mau jurusan itu, jangan di univ itu, atau kalau pengennya di univ itu, jangan pilih jurusan itu".
And honestly, it kinda hurt me, auntie :') Hahaha, nevermind, I'm good now :)
Gue sangat terhibur dengan keberadaan temen-temen gue yang lain, sangat terhibur dengan keberadaan grup Jojoba (oke, ini grup yang isinya anak-anak cewek di kelasan gue, makasih ya kalian :'D), Kak Oche (Pembimbing Kelompok Kecil gue <3), Cegece, dan masih banyak lagi yang membuat HP gue kebanjiran notif :')
Hahahaha
Gue inget banget waktu itu grup Jojoba nanya, apakah gue lolos atau nggak, dan karena mereka hanya nanya "lolos atau ngga", gue bilang aja "iya, gue lolos...... di SBMPTN/mandiri nanti ya hehe :P"
Gue juga sangat terhibur dengan postingan Path temen SD gue, yang dia bilang "Untuk teman-teman yang ga keterima undangan PTN, tenang aja bentar lagi dapet undangan nikahan gue. Ok sip."
Hahaha!
Dan yang bikin tambah kocak, adalah comment dari temennya, "Dapet dimana kaa? hehehe" yang dia bales dengan, "Dapet gedung sekitaran jaksel tangsel sepertinya."
Haha!
Gue merasa sangat terhibur karena postingan dan pertanyaan konyol dari temen-temen gue :'D
Beneran deh, bisa bikin orang ketawa itu kan artinya menghibur, dan menghibur itu artinya bisa jadi berkat buat orang :)
Gue berharap gue juga bisa jadi berkat buat banyak orang melalui perkataan, perbuatan, termasuk lewat postingan gue di blog ini ;)
*To be continued....
0 comments