Retret Bina Iman 19-21 Januari 2011 (part 2)

By Kezia Tania - Saturday, January 29, 2011

Pagi-paginya di hari Kamis, 20 Januari 2011 pagi-pagi banget jam 5 harusnya semuanya udah bangun dan saat teduh di kamar masing-masing. Tapi jujur, aku sama sekali nggak saat teduh! Why? Soalnya aku masih ngantuuuuuk berat!

Sebenernya, aku, Aivi, Tia, sama Mega (temen sekamar) pada bener-bener tidur kurang lebih jam 12 malem. Kalo nggak salah, lho! Soalnya, di antara kita nggak ada yang bawa jam tangan. Liat di HP? Boro-boro boleh nyalain HP. Megangnya aja nggak boleh! Soalnya, pas baru nyampe Wisma Abdi (pas lagi di bagiin buku acara sama pembagian kelompok), guru-guru menyita HP-HP anak-anak dan nggak cuma HP doang. Tapi juga barang-barang elektronik lainnya! "Ayo, anak-anaaaak! Yang bawa HP sama barang elekttronik lainnya, silakan di taruh di meja sini! Di mulai dari kelompok Paulus!" kata salah satu guruku. Nama kelompoknya memang memakai nama tooh-tokoh Alkitab yang memiliki karakter yang rendah hati.
Oke, back to the topic! Penyebab kenapa kita berempat jadi tidur sekitar jam 12 malam, karena kita sekamar tuh pada ketawa gila-gilaan sebelum tidur! Ngetawain apa, deh. Mulai dari salah ngomong, salah ngambil barang, sama kejadian-kejadian yang kocak yang dialami sama kita atau sama anak-anak lain di sekolah, sampai ngakak nyeritain khayalan kita yang konyol banget.
Akhirnya, pas pagi-pagi banget sekitar jam setengah 6, aku merasa capeeeek banget dan menyesal setengah mati kenapa aku nggak tidur dari jam 11 aja. Tapi, rasa ngantuknya langsung hilang setelah nyuci muka dan sikat gigi.
"Lu nggak saat teduh, Kez?" tanya Mega dari kamar sebelah. "Hoaahmmm.. Nggak. Ngantuk banget gue Ga -____-" jawabku. Akhirnya, acara pertama dimulai; Senam Pagi. Yang mimpin senam pagi si Judith sama Johanna (Yoyoh) dan Ardelia. Aku kira mereka mau ngadain senam birama kayak Poco-poco dan semacamnya. Tapi ternyata, cuma senam biasa yang dilakukan tiap kali pemanasan di pelajaran OR. Tiba-tiba aja, hal aneh terjadi sama Aivi.
Aku yang baris di depan Aivi nggak ngeliat kejadian sebelumnya. Tapi, karena aku denger ada ribut-ribut di belakang, aku langsung nengok ke belakang. Si Aivi udah tergeletak di tanah yang berumput hijau (iya, laaah hijau. Masa' biru? :P) dengan posisi kaki di tekuk ke samping.
"Vi, lo kenapa?" tanyaku sama beberapaanak cewek yang lain. "Nggak tau nih, gue.. Tiba-tiba aja kaki gue nggak bisa bergerak!" Hah...?? Nggak ada angin nggak ada hujan nggak ada api nggak ada air *lebay* gimana caranya bisa nggak gerak gitu?

Jadi,waktu itu posisi senamnya adalah kaki kanan di tekuk ke arah kanan.. Aduh, gimana sih,nulisnya? Yah, pokoknya begitu lah -____-"
Masih bingung sama keadaan Aivi, kita semua yang ngelilingin dia jadi nggak bisa berbuat apa-apa. Otomatis, guru Fisika kelasku--> Bu Estu langsung ngibrit ke arah kita dan ngebantuin si Aivi berdiri sambil bilang tanpa ekspresi marah, dan rada senyum sedikit, "Temennya jatoh, kok bukannyadi bantuin bangun sih..?"
(maklum lah, Bu. Kita aja nggak tau pasti apakah si Aivibisa bangun atau nggak. wkwkwk!)
Langsung deh, si Aivi di bawa ke tangga yang menuju aula tempat kita kebaktian. Sementara itu, yang lain di suruh lari sekitar 2 puteran ngelilingin lapangan yang lumayan luas itu sambil nunggu kaki si Aivi sembuh. Eh, ternyata malah nggak bisa gerak dia!
Ya udah, deh akhirnya kita sarapan. Abis sarapan, lanjut ke Sesi II, terus lanjut ke aktivitas learning sesi II. Di sini gamesnya heboh-heboh dan unik-unik! Ada yang di suruh menjiiplak kaki anggota-anggota kelompk di selembarkarton manila warna putih. Terus, kita di suruh nempelin karton itu setinggi-tingginya di ruangan itu. Ada yang sampai di gendong segala, lagi!
Sayangnya, di kelompokku, anak-anak cowoknya nggak tinggi-tinggi :P
Jadinya aku deh yang harus naik kursi tinggi-tinggi biar bisa nempelin kartonnya. Tapi karena takut ntar malah ngerusak gordennya, aku jadi cuma bisa nempelin dalam ketinggian yang seadanya. Alhasil, punya kelompokku yang paling pendek :P
Tantangan selanjutnya, adalah menaruh kaki-kaki anggota kelompok di tempat di mana gambar jiplakan kaki mereka ada di kertas itu! Wuaaaahhh! Heboh banget! Bu Yossi, guru agama kami udah keburu pucat duluan mukanya. Hahaha, takut muridnya jatoh!
Untungnya, karton kelompokku nggak tinggi-tinggi amat. Jadinya, kemungkinan besar ada 2-3 orang yang bisa meletakkan kakinya di gambarnya. Sayang banget, pas Stefanni mau naroh kakinya di gambarnya, Bu Yossi langsung bilang kalo kita gagal :( Aaaaah, so what lah.. Emang kelompokku pada nggak solider -____- nyentrik semua anak-anaknya! Hahahaaha
Akhirnya, kelompok Gracia Reveria yang menang. Abis itu, ada lagi games di mana kita di kasih 1 paku besar yang di tancapin di sebuah balok kayu. Dan kita dikasih 15 buah paku besar lainnya. Tantangannya, kita harus menaruh ke-15 buah paku itu di atas paku yang sudah ditancapkan di balok kayu!
Padahal, caranya simple banget. Tapi sayang, NGGAK ADA satu kelompok pun yang menang. Jobed (dia jadi juri, soalnya udah pernah main) yang udah pernah main permainan ini langsung ngasih jawaban kalau 1 paku (dari ke-15 paku itu) di taruh dengan posisi tidur di atas paku yang udah di tancapkan. Nah, baru deh ke-14 paku yang lain di susun secara bolak-balik (kepala paku di sebelah kanan, dan satunya lain di sebelah kiri secara selang-seling) di paku tersebut. Pokoknya, jadinya kayak genteng rumah, deh! Dan dengan benuk kayak gitu, mau di tiup kek, mau di goyang-goyang, nggak bakal langsung berhamburan!
Abis itu, kita ngadain games 'panjang-panjangan' di lapangan. Jadi, tiap kelompok harus mengikat barang-barang yang mereka punya mulai dari seutas tali panjang yang jadi titik startnya. Punya kelompokku, udah pasti paling pendek :P
Soalnya, aku juga males ngelepas-lepas tali sepatu yang padahal bisa bikin panjang!
Nah, di sini ini nih, yang bikin heboh! Salah satu temen kita, Valjean, nyari sensasi dengan cara ngelepas kaosnya! Wahahahahh... XD
Permainan kayak gini emang bisa bikin gila, terutama buat orang yang nggak mau kalah :P

Sebenernya sih, nggak cuma dia doang yang ngelepas pakaiannya. Jose, KaTe, Yoga, dan yang lain juga. Untungnya, anak-anak cowok di kelompokku nggak ada yang kayak gitu. Lagi juga.. Cuma buat game selingan doang, kan?
Pas udah selesai, ditemukan bahwa yang paling panjang itu kelompoknya Yoga, sama siapaaaa gitu. Lupa. Pas banget, tiba-tiba aja langitnya menggelap, dan mulai gerimis. Kita langsung pada lari ke ruang makan. Waktu itu aku dipanggil sama guru-guru yang lagi ngejagain si Aivi. Aku sama Nadia pelan-pelan bantuin si Aivi pergi ke kamar Bu Hetty dan Bu Yossi. Soalnya, kalo di bawa ke kamarku, pasti susah jadinya. Kamarku kan, letaknya di bawah. Masa' mau naik-turun tangga, sih? Bisa tambah sakit itu namanya!
Karena hujannya semakin deras, kita minta tolong sebagian guru-guru cewek dan 2 orang anak cowok yang tugas di bidang PMR untuk ngebantuin kita. Kita berniat buat ngegendong si Aivi.
Butuh sekitar 6-7 orang buat ngangkat Aivi (gile. gimana gue, tuh? =____=). Jujur, rasanya beraaaat banget! Suasana jadi makin nggak enak, soalnya si Aivi terus-terusan merintih kesakitan bilang-bilang, "Aduuuhh! Kaki gue sakit!" Padahal, udah di tolongin juga. hehehehe :P
Akhirnya, nyampe juga deh di kamar Bu Hetty. Mereka langsung manggil tukang urut Wisma Abdi buat ngurutin kakinya si Aivi. "Oh, iyaa!! Sepatu gue..!!" Au langsung lari lagi ke lapangan yang mulai basah, dan ngambil sepatuku. Mega yang lagi ngantri makanan di ruang makan (kebetulan, ruang makannya nggak ada pintu/kaca. Jadi, bisa liat pemandangan di Wisma Abdi secara leluasa sambil makan :P) berteriak ke arahku, "Kez.. Si Aivi kenapaaaa??...." Aku cuma geleng-geleng aja, dan langsung lari ke kamar Bu Hetty. Lagi gawat begini, bukannya nolongin malah makan duluan -___- Hadeh hadeeehh...
Hahaha, gak apa-apa lah.. Toh, siapa tau dia laper banget..? "*bicara sama tukang urut* Pak, ini tolong di urut, ya pak. Kakinya yang kanan sakit katanya. *bicara sama aku* Kezia, kamu makan dulu deh.. Ntar kamu nggak makan, lagi.. " kata salah seorang guru cewek yang ada di kamarnya Bu Hetty.
"Iya, Bu.."
Abis makan, kita lanjut ke istirahat. Dan acara selanjutnya adalah menghias salah satu anggota kelompok semirip mungkin sama nama tokoh yang jadi nama kelompoknya, menggunakan kertas koran yang kita bawa! Abram yang di hias di kelompokku. Soalnya, nama kelompokku itu Ayub. Dan selain itu, dia juga ketua kelompok kita. Dan badannya kecil. Jadi, nggak ribet dihiasnya. Hahahaha XD
Bagian ini yang paling aku suka. Soalnya, semuanya pada heboh banget. Awalnya kita acak-acakan bikinnya. Tapi akhirnya, lumayan juga. Hehehe... Tapi tetep aja, asih amburadul -____- Nantinya, akan di lombakan siapa aja yang menang. Pas udah pada selesai, tiap kelompok harus maju, terus nyanyiin yel-yel kelompok, terus perwakilan 1 anak menjelaskan tentang kehidupan Ayub. Abis itu, kita duduk sementara 'model'-nya berjalan ngelilingin setengah lapangan buat peragaan.
Abis itu, kita lanjut snack sore. Dan kita lanjut ke kebaktian. Abis itu, kalo nggak salah kita makan malam, dan lanjut ke kebaktian malam. Nah, ini dia nih yang nggak ada bedanya sama waktu di kelas 6; acara tangis-tangisan.
Sebelumnya ada lombadrama dulu di ruang makan. Dan lagi, kelompokku asal-asalan maininnya. Jadinya, yah nggak menang laaah -___-
Baru deh, abis itu kita di suruh baris memanjang membuat sekitar 4 baris ke belakang. Dan mulai dari barisan pertama, kita masuk ke aula yang semua lampunya udah di matiin, dan ada banyak lilin putih yang disusuh membentuk salib.
Bedanya, sekarang kita semua duduknya di kursi. Bukan di lantai kayak waktu itu. Nah, di situ ada pendeta yang kemarin siang ngisi sesi II. Aku bener-bener lupa namanya siapa. Wali Bagus, atau siapaaaa gitu. Aduh, coba buku acara aku pegang sekarang :P
Dia bilang sepanjang hari ini dia dengar kita nggak jarang ngeluarin kata-kata kasar dan kotor ke temen-temen kita. Dia bilang kalo anak Tuhan seharusnya nggak kayak gini, dan sebagainya degan suara yang menyayat hati banget. Belom-belom, salah satu temenku yang cowok, yang duduk di seberang sana udah sesenggukkan duluan. Padahal, kalo dipikir-pikir, dia sama sekali nggak ngomong kata-kata kasar lho. Yah, well.. Mungkin merasa bersalah kali? Dan itu wajar 100%.

Pendeta itu mulai masang potongan film The Passion of the Christ yang memperlihatkan Yesus lagi di siksa dengan cara yang nggak manusiawi banget sama algojo-algojo. Melihat penderitaan yang dialami Yesus yang kata pendeta itu aslinya jauh, jauuuuuh lebih sadis dari pada itu, suara tangisan mulai makin terdengar di dalam ruangan itu. Termasuk juga aku, pastiya :P
Pokoknya, kebanyakan dari kita nggak bisa ngelupain pengalaman di situ, deh! Akhirnya, si pendeta ngijinin kita untuk nulis tekad kita di dalam surat kecil putih yang udah di sediaiin di atas kursi sebelum kita masuk. Oh, iya. Kalimat pendeta yang bilang kalo setiap kali kita melakukan perbuatan yang bertentangan sama kehendak Tuhan, itu sama aja kalo kita menyalibkan Tuhan Yesus lagi.
Usai bertangis-tangisan, kita semua saling minta maaf sama yang lain. Aku bener-bener baru pertama kalinya ngeliat salah satu anak cewek yang tergolong lumayan populer dari kelas sebelah, nangis sampai mukanya bedaaa banget. Matanya merah banget, dan dalam kondisi kayak gitu, dia terlihat 80% lebih jelek :P
Aku minta maaf sama dia. Aku nggak tau dia nangis sampai kayak begitu karena dia ikut-ikutan lomba nagis sama temen-temennya atau emang beneran angis. Tapi kayaknya, dia emang beneran nangis deh. Soalnya, keliatan banget kalo dia minta maafnya dalem banget. Dan aku yakin, dia nggak jago acting. Waktu dia masih ikut ekskul Entertaint sama aku, nilai actingnya kalo nggak salah C. Dan nggak jarang dapet saran sama guru Entertaintku utuk mengubah ekspresinya biar lebih bagus lagi.
Setelah bermaaf-maafan, kita semua dikasih waktu lebih lama 30 menit daripada semalam: nyampe jam 11! Yeaaaay... ^^
Ada yang langsung masuk ke kamar, ada yang masih minta maaf, ada yang main-main sama temen-temenya, ada yang makan Pop Mie dulu di ruang makan, wah pokoknya, keadaan jadi serasa lebih hangat deh, abis itu! Naaaah, gitu dong! Hahaha :D
Aivi terpaksa harus tidur di kamar Bu Hetty dan Bu Yossi. Jadi, malam ini aku cuma bertiga sama 2 orang temenku. Aku sama Mega pergi ke kamar dulu. Tapi, begitu ngeliat anak-anak pada ngemil Pop Mie, aku langsung kepingin. Jadinya, aku ngeluarin uang Rp10.000 dan pergi sama Mega ke ruang makan.
Anehnya, nggak ada orang yang ngejagain deretan Pop Mie yang di jual. Huffftt... -____-
Aku nanya ke Bu Estu, yang jual kemana. Tapi Bu Estu malah ngasih aku Pop Mie gratis. "Lha.. Bu, Pop Mienya berapa?" tanyaku, bingung. "Nggak bayar, Nak..! Haha" jawabnya sambil senyam senyum. "Haa.? Yakin, nih Bu?" Ibu cuma ngangguk-ngangguk. "Wah, kalo gitu, saya juga minta deh Bu!" kata Mega, malu-malu.
Akhirnya kita pergi ke ruang makan cuma buat ngisi air panas. Sayang, air panasnya nggak panas. Hangat doang. Itu pun juga nggak hangat-hangat banget. Jadi deh, kita makan Pop Mie yang mienya kaku -___- apa boleh buat? Bu Yossi dan guru-guru yang lain udah menyruh kita semua untuk balik ke kamar dan nggak boleh ke mana-mana lagi, soalnya udah mau jam 11 malam.
Tapi, waktu itu masih ada aja anak-anak cowok yang keluyuran ke kamar anak cewek buat minta maaf. Kayak waktu itu, sebelum aku sana Mega ke ruang makan, Peter dan Fae ngetuk-ngetuk buat minta maaf. Dan pas lagi makan di kamar, ada 2 orang lagi. Siapaaa, gitu. Lupa. Pokoknya, banyak yang masih pada keluyuran lah. Hahahaha
Baru, deh. Abis ngemil-ngemil, kita sikat gigi, ganti baju, dan tidur. Aku nggak mau nyesel lagi kayak tadi pagi gara-gara tidurnya kemaleman :P

  • Share:

You Might Also Like

0 comments